Janji Ucup untuk Ibunda

Matahari bersinar dengan lembut, udara pagi masuk ke ruang kamar yang remang-remang membuat udara kamar menjadi sangat menyegarkan. Pagi itu terdengar juga suara burung berkicau tapi tidak bersahutan, mungkin si burung sedang membangunkan teman-teman burung lainnya yang masih terlelap.

Pagi itu, Ucup terbangun dengan sebuah pikiran berkecamuk di kepalanya. “Sudah bulan apa ini?” .. “Bagaimana dengan pencapaianku tahun ini?” .. “Bagaimana dengan target-targetku yang aku sudah ucapkan di awal tahun?” .. “Bagaimana dengan cita-citaku memberikan ‘lebih’ untuk kedua orang tuaku?”

Ucup tidak segera bangun, tapi ia tetap tinggal di atas kasurnya, setengah terpejam, sambil memikirkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang menghujam pikirannya itu. Terngiang ucapannya yang ia ucapkan kepada ibundanya di awal tahun..

“Ibu, mohon doakan aku, tahun ini aku akan melipat gandakan penghasilanku melalui usahaku, aku ingin membahagiakan Ibu dengan hasil itu. Mohon doa restunya”.

Begitu ucapnya, janjinya, cita-citanya yang ia ungkapkan di hadapan sang Ibunda tercintanya. Tak terasa setitik air mata menetes di ujung mata yang masih terpejam itu. Mengingat selama ini Ucup merasa usahanya belum maksimal, ia lebih banyak bermain-main, melakukan hal-hal yang bukan seharusnya menjadi prioritasnya.

“Usia Ibu tidak muda lagi, kapan kamu mau mulai membalas jasa-jasanya?”

suara itu semakin memburunya..

“Wajah Ibu sudah mulai banyak berkerut di sana sini, kapan kamu mau membalas kebaikan-kebaikannya?”

suara itu kembali mengejarnya..

“Ibu memang tidak pernah meminta apa-apa, tapi apakah engkau tidak ingin melihatnya tersenyum sambil menangis karena bangga melihat anaknya berhasil?”

suara itu makin mengaduk emosinya..

Suara itu semakin membuat air matanya mengalir.. Ucup merasa berdosa, ia sangat mencintai Ibundanya tapi terkadang godaan dalam kesehariannya membuat ia lupa akan cita-citanya membahagiakan sang Ibu. Lingkungannya yang melenakan membuat ia lupa akan janjinya memberikan hanya yang terbaik untuk Ibundanya.

….

Sobat-Motty, bisa jadi kita adalah Ucup. Yang lupa bahwa kita harus membayar pengorbanan Ibu kita membesarkan kita dengan sepenuh cinta. Yang harus membuat bangga Ayah dengan kita menjadi manusia yang berhasil.Yang bisa membuat Ayah dan Ibu berkata

“Ini anakku.. aku bangga kepadanya!”

Selamat berbuat lebih banyak, lebih baik, lebih cepat.. Waktu kita ngga banyak Sobat #BigHUG .. Mohon tinggalkan komentar di bawah tulisan ini ya..

See you in the SKY!

follow me on twitter: @MotivaTweet

—– Baca juga kicauan #ZUPER Motty yang lainnya:

63 responses to “Janji Ucup untuk Ibunda

  1. Hiks 😥 thanks ya Mot for remind me..boleh nambahin ya, 1 hal yg selalu saya ingat kl mereka org tua kita akan dimintai pertanggung jawaban atas anaknya di akhirat nanti. jd jgn lupa untk selalu berbuat yang baik-baik. semoga qt semua bisa membanggakan mereka dunia akhirat. amin 🙂

  2. Aku juga nangis Mott membacanya…
    Tulisan Motty ini seringkali terjadi padaku juga, sudah banyak sekali tisu yang kuhabiskan untuk mengusap air mata…
    Ayo Motty, kita terus berusaha utk selalu birul walidain

  3. Motty, kicauan km ini jadi Breakthrough yg Kesekian utk Saya.. Terima kasih sudah mengingatkan.. 🙂
    Waktu kita ga banyak, kesempatan blm tnt ada Semenit kedepan.. Jaga terus “Janji Ucup” ini, biar ttp Fight ngadepin apapun tantangannya.. 😀

  4. Subhanalloh Mot… Kicauan ini sukses buat aq nangis. Aq syg bgt org tua q Mot. Gak mau buat mereka kecewa. Semoga Alloh msh ksh wktu aq buat ngebahagiain mereka. Amin…

  5. Ya Allah mampukanlah aku untuk membahagiakan kedua orangtuaku sebelum Engkau menjemput mereka. I love u mom & dad. I love u Motty..#bighug

  6. Motty, Teruslah berbagi tuk memprovokasi semangatku tuk bangkit melawan malu dan malas demi keberhasilan guna membahagiakan Ibuku dan Ayahku,Salam Sukses sobat Motty

  7. Motty, ini karya saya saat rindu beliau, menuangkannya dalam tulisan..Insya Allah tulisan ini membuat kita semua semakin peduli untuk membahagiakan Ibu yang telah bersusah payah membesarkan kita. Amin

    Tanyakan pada dirimu,
    Siapa seorang yang paling setia menemani hidupmu
    Siapa seorang yang sangat khawatir memikirkan keadaanmu
    Siapa seorang yang selalu berdoa atas kesehatan dan kesuksesanmu
    Dan siapa seorang yang mempunyai waktu untuk terus memperhatikanmu

    Kekasihmu..??

    Apa yang telah kekasihmu lakukan untukmu..??
    Mengapa kau begitu takut kehilangan dirinya dalam hidupmu..??

    Di saat dunia mencampakkanmu, adakah kekasihmu berada di sampingmu?
    Di saat arah tak mampu tentukan langkahmu, adakah kekasihmu hadir untuk menuntunmu?
    Dan di saat hatimu bimbang dengan keluh hidupmu, adakah kekasihmu kecewa dalam hilangnya semangat pada harapanmu?

    Bahkan Tidak sama sekali

    Namun, ada seseorang yang di kirim dalam hidupmu untuk hal itu

    Hanya Ia yg selalu ada dengan apapun keadaanmu
    Bahagia dan sedih dia akan selalu ada untukmu
    Meluangkan waktu untuk mendengarkan segala keluh kesalmu
    Bahkan senantiasa berdoa atas keringanan masalah hidupmu

    Ia, Bukan Kekasih atau bahkan Sahabatmu

    Ia, adalah Ibumu

    Harta paling berharga yang saat ini kau miliki dari sang maha kuasa
    Kado terindah selama hidupmu yang pernah ada dan patut untuk kau jaga

    Tapi renungkanlah,
    Ketika kau bahagia, adakah kau menceritakannya pada Ibumu..??
    Ketika kau sukses, adakah sedikit rejeki yang kau sisihkan untuk Ibumu..??
    Dan, ketika kau makan malam bersama pasanganmu, adakah kau tau saat ini makan apa Ibumu..??

    Mungkin,
    Kau lebih senang berbagi kebahagian dengan pasanganmu
    Kau lebih memilih menyisihkan sedikit rejekimu untuk pakaian baru pasanganmu
    Dan, kebahagian yang kau cari akan lebih sempurna bila menghabiskan waktu makan malam berdua bersama pasanganmu

    Tapi, apa kau tau
    Ibumu selalu menunggu kedatanganmu di kursi teras depan rumahmu
    Dengan pakaian kusam dan wajah yang penuh harap atas kedatanganmu
    Ibumu tak pernah berharap untuk kau belikan sesuatu yang baru,
    Sebungkus nasi yang kau beri bahkan sudah cukup untuk membuat Ibumu bangga akan dirimu

    Dan, mungkin kau tak tau
    Di saat kau bertanya tentang keadaanya
    Ia akan selalu berkata
    “Ibu selalu baik nak, jangan khawatirkan ibu, ibu takut akan menggangu pekerjaanmu”

    Tapi, di saat itu pula

    Ia lagi terbaring lemah hanya di temani selimut hangatnya
    Berbohong hanya tak ingin merepotkanmu untuk merawatnya

    Adakah kau peduli akan hal itu..??
    Seberapa banyak materi dan waktu untuk kau habiskan bersama pasanganmu..??
    Apakah sebanding dengan apa yang kau lakukan untuk Ibumu..??

    Lakukanlah yang terbaik selagi kesempatan itu masih ada untuk Ibumu
    Ketika esok kau pulang, melihat kursi teras tak lagi terisi di depan rumahmu
    Kamarnya, hanya ada selimut yang sering Ia kenakan untuk menghangatkan tubuhnya

    Lemarinya, hanya penuh dengan pakaian kusam yang sering ia kenakan di saat menunggumu pulang di sela waktunya

    Terselip surat penuh Harap darinya

    “Tuhan, berikan hamba sedikit waktu untuk melihat kesuksesan anak hamba, hamba yakin dia akan datang dan menceritakan perjalan hidupnya selama ini. Hamba yakin dia akan meluangkan waktu untuk memeluk hamba disini, menggantikan selimut hangat yang hamba kenakan saat ini. Dan, hamba yakin dia akan kembali menemani hamba, menghabiskan makanan yang telah hamba sediakan di atas meja makan ini. Tuhan, tolong beri hamba waktu untuk menunggunya.”

    Namun, kau tau
    Ajal telah mendahului untuk mewujudkan harapan terakhirnya

    Kau lihat, begitu Ibu sangat mengharapkan kehadiran kita
    Selalu menunggu dengan sabar walau letih dengan penyakitnya

    Manfaatkanlah waktu untuk kebahagiannya
    Walau kita tahu, itu takkan pernah cukup untuk membalas semua apa yang telah Ia lakukan untuk kita

    Namun, sesekali kau menjenguk dan menanyakan keadaannya
    Ia akan sangat bahagia dan merasa kau masih peduli terhadapnya.

  8. G’ bisa ngebayangin gmn ntar perasaan sy saat ortuku bilang gitu “Ini anakku.. aku bangga kepadanya!”… Jleeepp rasanya…
    Dan langsung jawab “Terima Kasih ibu, Aku tak pernah menyesal telah terlahir dari rahimmu..!”

    Thx y Motty… Top Markotop.. 😀

  9. ngikut sedih baca tulisan motty :_(
    aku juga merasa belum bs buat ibu bangga… apalagi cm tinggal ibu orangtuaku skrg..
    makasih Mot sd disadarkan#hug

  10. terharu dan menangis bacanya, “maaf bu, aku belum bisa mewujudkannya, semua mimpi dan doa yg kau pinta pada Tuhan atas kebahagiaan diriku”

  11. Iya juga sih, kata pepatah surga dibawah telapak kaki Ibu, selagi msh ada kesempatan mari membalas kasih Ibu dgn apa saja, sesuai kemampuan kita.

  12. Ping balik: Pak Rasdim, Supir Taksi itu Mantan Pengusaha (1) | MotivaTweet – Motivasi SUPER yang NENDANG!

  13. suatu saat, ayah & ibuku akan berkata
    “Ini anakku.. aku bangga kepadanya!”
    semoga cepat terjadi,.Amiiin,.
    SEMANGAAAT,.

    makasih yah motty,. ^_^

  14. Ping balik: Pak Rasdim, Supir Taksi itu Mantan Pengusaha (2) | MotivaTweet – Motivasi SUPER yang NENDANG!

  15. Ping balik: Pak Rasdim, Supir Taksi itu Mantan Pengusaha (3) | MotivaTweet – Motivasi SUPER yang NENDANG!

  16. Like this motty….
    Jadi ningetin aku juga,soal janji buat bahagiain “mamah”….
    Untung pas baca ini,lagi ada ditengah2 kampus yang rame…jadi ga sampe nangis, walopun sebenernya tersentuh banget baca tulisan motty ini… 😥

  17. “Ya Allah, izinkanlah kami menjadi insan yang ‘luar biasa’ pada pandangan -Mu, hingga tiada mengharap pandangan selain dari diri-Mu,aamiin.”

    Seperti Ibunda Siti Khodijah yang bijaksana, Ibunda Maryam yang suci, Ibunda Asiyah yang teguh di jalan-Mu, juga Ibunda Siti Hajar yang besar kesabarannya, “subhanallah..”

    …Mengisi lembar kehidupan yg baru dg terus memperbaharui niat, memperbaiki diri, menajamkan semangat dan senantiasa membersihkan hati dari mataa’ul ghurur (kenikmatan yang memperdaya), takaatsur (saling berlomba memperbanyak harta benda), tafaakhur (saling membanggakan kemuliaan), ziinah (perhiasan), lahwun (senda gurau yang sia-sia), la’ibun (permainan)…

    Dan, setelah itu istiqomahkanlah aku di jalan-Mu….

    “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)

Tinggalkan Balasan ke isma Batalkan balasan